Bheceks - cinta memang susah untuk dimengerti. Karena cinta, manusia mampu melakukan segalanya. Dan begitupun denganku. Namaku Anton, seorang suami yang beberapa kali melakukan kesalahan kepada istriku dalam hal cinta. Aku selingkuh dengan beberapa orang wanita. Semua itu kulakukan hanya berdasarkan emosi sesaat.
 |
Istirku Selingkuh Dengan Lelaki Lain di Hadapanku |
Namun, semenjak aku sadar akan betapa pentingnya sosok yang telah mendampingiku selama ini, pada akhirnya aku sadar jika aku sangat ketakutan untuk kehilangan istriku.Dia wanita pertama yang telah menerima cintaku, dia wanita pertama yang selalu mensupport diriku, penyemangat dalam hidupku, dan dia wanita pertama yang telah mengenalkanku pada sex, sebuah kenikmatan dunia.
Dan semenjak perselingkuhan itu, aku baru sadar jika aku tak bisa hidup tanpa cintanya. Hingga pada akhirnya, Putri, wanitaku satu-satunya, membalas semua kelakuan kotorku.
Sekitar seminggu lalu, Roy, selingkuhan Putri, istriku, pindah tinggal di rumah kami. Dia baru saja kehilangan pekerjaannya dan sama sekali tak memiliki uang sedikitpun.
Pada awalnya, aku mengenal Roy hanyalah sebatas teman. Teman yang selalu ada ketika istriku aku tinggalkan untuk selingkuh. Teman yang selalu siap membantu istriku ketika jauh dariku. Teman yang pada akhirnya menggantikan posisiku ketika istriku membutuhkan kehangatan seorang lelaki.
Aku tak bisa marah, aku pun tak boleh dendam. Aku hanya bisa mencoba untuk mengerti istriku ketika selama ini, dia aku selingkuhi. Namun bedanya, semenjak Roy pindah ke dalam rumahku, dengan terang-terangan, istriku menyatakan padaku tentang ‘perselingkuhan satu-satunya’ dengan roy.
Termasuk tentang persetubuhannya yang sering mereka lakukan semenjak aku selingkuh dengan banyak wanita lain.( Bheceks - Istirku Selingkuh Dengan Lelaki Lain di Hadapanku )
“Jadi sekarang kita impas dong mas… mas selingkuh dengan beberapa wanita, sedangkan aku hanya selingkuh dengan Roy…” kata istriku ketika kami berdebat tentang perselingkuhan dirinya.
“Iya sih… tapi kan bukan berarti, kamu yang hanya berselingkuh dengan Roy bisa dengan seenaknya bersetubuh di depan mataku…” balasku dengan nada yang tak mau kalah.
“Ya itu resikomu mas… Aku udah minta mas buat ninggalin aku, tapi mas sendiri yang bersikukuh untuk tetap bersama…” Entah apa yang bisa aku lakukan untuk mengembalikan keutuhan rumah tangga kami, yang walau sebenarnya, rumah tangga kami masih utuh.
Kami masih bersama, istriku juga masih melayani semua kebutuhanku, masih mencintai dan menyayangiku seperti sedia kala. Bedanya, di bawah atap tempat tinggal kami sekarang, ketambahan sosok lelaki lain yang siap kapan saja memenuhi kebutuhan biologis istriku.
Tentu saja, ketika mereka melakukan adegan percintaan itu, aku, untuk sementara waktu dipindahkan ke kamar tidur tamu. Entah apa yang membuat Putri tergila-gila pada selingkuhannya itu.
Bagiku, Roy sama sekali tak menarik, tak cakep, tak gagah, tak berpenghasilan, dan tak bermasa depan. Bukannya mau menyombongkan diri, tapi semua aspek positif dari seorang pria tak satupun ada dari diri Roy.
Satu-satunya yang membuatku iri akan diri Roy adalah, ia memiliki ukuran penis yang lebih besar dari milikku. Bahkan jauh lebih besar. Jika bibandingkan, pentungan nikmat milik Roy, hampir dua kali lipatnya dari milikku.
Dan karena daging lebih itu, istriku mampu terpuaskan olehnya bahkan amat sangat terpuaskan. Roy mampu membuat istriku berubah. Istri yang dulu berucap sopan, sekarang menjadi sering melenguh dan mengembik bak pelacur murahan.
Istri yang dulu berkelakuan santun, sekarang mirip pelacur dengan vagina yang meronta-ronta kegatelan. Istri yang dulu tak mau melakukan hal aneh, sekarang menjadi pelacur haus sodokan kasar yang siap bercinta dengannya kapan saja dan dimana saja.
Minggu kemaren, kedua orang tua Putri meminta kami berkunjung ke kediamannya. Mereka kangen akan panak kesayangannya yang sudah lama tak berkunjung. Mungkin kunjungan terakhir kami adalah ketika lebaran beberapa tahun kemaren.
“Putri mau banget mah, cuman saat ini di rumah Putri ada seorang teman special yang sedang berkunjung…” ujar Putri menjelaskan tentang keadaan yang sedang terjadi di rumah kami
“Serius mah?” tanya Putri dengan nada girang.
“Okelah kalo begitu, Putri bakal datang weekend besok…” Dari percakapnnya, aku bisa mengetahui, jika acara berkunjung ke rumah orang tua Putri besok, bakal ada kejutan buatku.
“Sayang… Besok kita kerumah Mama ya… Putri kangen banget… Udah lama banget khan kita nggak maen kesana…” pinta istriku sambil tersenyum bahagia.
“Lalu, si Roy gimana? Ditinggalin di sini aja ya….?” Tanyaku
“Nggak donk… Putri mau kenalin Roy ke Mama Papa…”
“Apa…?”
“Kenapa…? Kamu ga mau…? Kamu ga suka…?” Tanya Putri dengan nada yang mulai sedikit sewot.
“Kalo kamu nggak mau juga gapapa… Putri masih bisa kesana kok bareng Roy…”
“Enggak… Gapapa kok sayang…” pasrahku.
“Makasih ganteng….” ujar istriku manja sambil mengecup keningku.
Rumah orang tua Putri berjarak sekitar 6 jam perjalanan, sehingga guna menghindari kemacetan, kami berangkat dari semenjak subuh. Seperti biasa, semenjak keberadaan Roy di kehidupan kami, akulah yang selalu menjadi supir. Duduk sendirian di kursi depan, dibelakang roda kemudi. Sementara Putri dan Roy, selingkuhannya, selalu memilih untuk duduk di kursi tengah.
Selama perjalanan ke rumah orang tua Putri, aku hanyalah seperti patung yang tak mereka gubris sama sekali. Hanya menyetir dan konsentrasi ke jalan, sementara istriku dan Roy saling memainkan nafsu birahi mereka dengan leluasa.
Putri, dengan atasan tanktop tanpa bra dan rok mini tanpa celana dalam, selalu dapat diakses oleh Roy dengan segala cara. Entah kenapa, Roy selalu duduk di sebelah kiri istriku.
Mungkin dengan tangan kanannya, dia dapat dengan mudah mengobel vagina Putri, menghisap putting Putri, dan memuaskan birahi Putri dengan lebih leluasa. Sedangkan Putri yang ada di samping kanannya, selalu dengan mudah melakukan segala permintaan Roy untuk juga mengoral dirinya.
“Uuughh …sedot terus Mas!” kudengar desis birahi istriku di belakang dan aku berusaha melihat kaca spion Kulihat pria jahanam itu dengan liarnya mencumbui payudara istriku yang sudah terbuka resleting gaunnya.
Dilumatnya habis-habisan payudara montok Putri sementara tangannya sibuk mengobok-obok vagina Putri yang telah duduk mekangkang dan melepaskan celana dalamnya.
“Eeemmhhh…enak banget sih!” kudengar rintihan Putri memanaskan telingaku
“Enaknya minum susu…eeemmm” kudengar Roy mendesah dan sreep sreep…mulutnya mengisap dan mengempot payudara Putri.
Kocokan jari Roy pada vagina Putri juga makin ganas, terdengar dari suara kecipak yang menandakan Putri sudah sangat basah karena terangsang berat. Mereka bahkan meneruskan aktifitas mesum mereka ketika berhenti di palang kereta api menunggu kereta yang lewat.
Padahal saat itu ada truk besar di sebelah mobil kami dan si sopir melihat dengan jelas ke jok belakang, ia bahkan memanggil kernetnya ikutan melihat. Aku hanya diam saja pura-pura tidak tahu membiarkan istriku menjadi tontonan mereka seperti orang bego. Begitu portal terbuka, aku segera tancap gas secepat mungkin menghindari truk itu.
“Dek, ada yang liatin tuh!” aku memperingatkan mereka tanpa menoleh ke belakang.
“So what gitu loh?” jawab Putri asal sambil terus menggeliatkan tubuhnya.
Okelah, mungkin saat ini, aku bisa membiarkan mereka berpuas-puas diri untuk saling menyetubuhi di dalam mobil, karena ketika kami sudah tiba di rumah orang tua Putri, keadaan bakal kembali normal seperti biasanya. Namun ternyata, aku salah.
“Mamaaaa….” teriak Putri sambil berlari menghambur keluar mobil.
“Tumben kamu lama sekali nyampenya sayang…?” Tanya Mama Putri sambil menciumi pipi putri kesayangannya
“Biasanya, siang udah sampe… “
“Iya, tadi kami sekalian jalan-jalan, terlebih di jalan macet banget mah, maklumlah weekend…” bohong Putri.
Padahal cerita sebenarnya, kami sama sekali tak jalan-jalan ataupun terkena kemacetan, kami lama hanya karena Putri beberapa kali memintaku untuk menghentikan mobil guna membiarkan mereka bercinta di dalam mobil.
Dan satu hal aneh yang selalu Roy minta pada Putri dan aku. Dia selalu menyuruhku untuk segera menyetubuhi istriku setiap kali ia selesai membuang seluruh sperma panasnya di dalam vagina Putri.
“Mas Anton… sekarang giliran mas buat ngentotin bini mas… “ ujarnya tenang
“Biar kita sama-sama senang mas…” ujarnya dengan nada kemenangan.
“…..” aku yang tak mampu berkata apa-apa, hanya bisa mengangguk pelan .
“Tapi ingat mas… jangan sekali-kali mas make lubang bo’ol istri mas…. Karena lubang itu hanya buatku saja… hehe hehe…” tambah lelaki bajingan itu lagi sambil tertawa ngejek. Mendengar permintaan Roy itu, aku yang sudah terlanjur horny berat, mau tak mau pun pada akhirnya menyetubuhi istriku tercinta.
Walau di tiap persetubuhan itu, aku tahu jika Putri sama sekali tak menikmati sodokan batang penis kecilku.
“Bagaimana Putri bisa merasakan enak… jika setiap kali aku menyetubuhi lubang kenikmatannya, lubang itu terasa begitu los… sangat longgar…“ batinku
“aku hampir sama sekali tak merasakan gesekan nikmat pada dinding vaginanya sama sekali…” Jelas saja vagina istriku itu menjadi longgar, jika pada percintaan sebelumnya, vagina itu telah disesaki oleh batang lelaki yang sebesar air mineral kemasan.
“Jangan pernah nyoba buat masukin kontol kecilmu dalam bo’olku mas… bo’ol itu cuman buat mas roy…” ucap Putri mengingatkanku setiap kali aku mencoba untuk menyentuh lubang anusnya.
Sekilas, aku sebenarnya ingin membunuh mereka berdua, membelah vagina istriku dan memotong penis panjang Roy dengan pisau dapur. Tapi aku sama sekali tak ada keberanian untuk melakukan hal itu.
Yang bisa kulakukan hanyalah menerima segala perlakuan mereka padaku. Padahal, aku ingin sekali untuk dapat mencoba merasakan kenikmatan lubang anus istriku. Tapi sudahlah, rasa untuk ingin merasakan ANAL SEKS dengan istriku sendiri hanyalah mimpi, toh diberi vagina istriku yang sudah longgar ini saja aku sudah bahagia.
Dan, walau sama sekali tak merasakan kenikmatan lagi pada vagina Putri, setelah beberapa menit menggoyang-goyangkan pinggulku, pada akhirnya aku juga ikut membuang sperma panasku pada vaginanya.
“Yaudah kalo gitu… yuk Mama udah siapin menu kegemaranmu sayang…. Spageti saos tiram…” ajak Mama Putri pada kami bertiga.
“Ini pasti nak Roy, teman yang sering diceritakan oleh Putri…”
“Iya mah… ini teman dekat Putri yang paling Putri sayangi…. “ Begitu kami masuk ke ruang makan, makanan telah tersaji dengan meriah.
Meja persegi panjang super besar dengan taplak yang menjuntai hingga lantai. Mama Papa Putri duduk bersampingan di sisi paling ujung dari meja makan. Putri dan Roy duduk di sisi sebelah kanan mereka, sedangkan aku, duduk menyendiri di sisi sebelah kiri, tepat di seberang tempat duduk Putri.
Sepanjang waktu makan malam, Putri hanya membicarakan tentang kehebatan Roy. Dan seolah memiliki mantra super ajaib, kedua orang tua Putri pun sepertinya ikut-ikutan terlena akan segala cerita Putri tentang Roy
Mereka menanyakan segala hal tentang Roy, dan sama sekali melupakan akan kehadiranku. Roy, yang sedang berada di atas angin, hanya bisa tersenyum-senyum sambil beberapa kali melirik ke arah Putri yang ada di sampingnya. Dari pandangan mata mereka berdua, aku tahu jika saat ini, mereka sedang melakukan sesuatu hal mesum.
Dan benar saja, tangan kanan Roy tak berada di atas meja. Seperti di film-film komedi, aku lalu berpura-pura secara tak sengaja, menjatuhkan lap makan ke lantai, dengan tujuan untuk mengetahui apa yang sedang Roy lakukan dengan tangan kanannya.
Anjrit. Walau sedang ngobrol dengan kedua orang tua mertuaku, sempat-sempatnya Roy mengobel vagina istriku tengan jari tangannya. Dan dari pandangan mataku sendiri, aku dapat melihat jika istriku juga menikmatinya. Karena, vagina kesayanganku itu terlihat begitu basah akan lendir-lendir kenikmatannya.
Lalu, tak kalah serunya, tangan kiri Putri pun melakukan hal yang serupa. Ia mengocok batang panjang Roy yang telah menjulang keluar dari resleting celana pendeknya. Penis itu terlihat begitu mudah untuk dikocok karena saking panjangnya.
Mereka terlihat begitu tenang, seolah di sekitar mereka tak ada orang yang melihat. Terlebih ketika kedua orang tua Putri sedang mengambil makanan atau ketika sedang lengah, tangan kiri Putri terlihat begitu aktif mengocok batang panjang Roy dengan brutal.
Pantas saja dari tadi, muka Putri bersemu merah dan beberapa kali ia menggigit bibir bawahnya. Ternyata mereka sedang memacu birahi. Aku tak dapat mempercayai mata kepalaku sendiri, Putri dan Roy ng mendaki kepuasan di hadapan kami bertiga.
Dan hebatnya lagi, akting istriku dan selingkuhannya itu sama sekali tak menunjukkan sesuatu hal yang mecurigakan. Hingga untuk yang kesekian kalinya, ketika orang tua Putri mengambil hidangan penutup di dapur. Putrei at kilat menundukkan kepalanya ke arah selangkangan Roy dan memberinya seks oral dengan ganas.
Tak perlu waktu lama bagi Putri untuk dapat membuat batang panjang Roy memuncratkan sperma didalam mulutnya. Karena begitu seks oral itu selesai, Putri langsung menghisap semua sperma Roy, menegakkan tubuhnya kembali seolah tak terjadi hal apa-apa.
Bahkan ketika orang tua Putri sudah kembali duduk di kursi meja makan, beberapa kali Putri (dengan sengaja) meneteskan sperma Roy yang ada di dalam mulut ke arah dagunya dan memperlihatkan padaku ketika ia menelan habis cairan kental berwarna putih itu.
“Ini gila, mereka benar-benar sudah gila!” batinku.
“Mah… Putri ngantuk… Putri tinggal bubu duluan ya…” ujar Putri mengakhiri acara makan malam kami.
“Iya… Mama juga udah ngantuk… tinggalin aja piring kotornya disini… ntar biarin si mbok yang ngebersihin ini semua… kalian langsung tidur aja…” balas Mama Putri menutup acara makan malam itu.
Kami segera masuk ke kamar masing-masing. Seperti biasa, aku dan Putri, tidur di kamar lama milik Putri. Dan Roy tidur di kamar tamu. Malam ini, Putri menggunakan baju tidur super transparan berwarna biru muda yang memperlihatkan segala lekuk tubuhnya. Berulang kali ia berkaca di depan kaca meja rias, dan menyisir rambut hitam panjangnya.
“Kamu cantik dek…” pujiku sambil ku kecup punggung tubuhnya.
“Makasih ya mas …” balas Putri sambil tersenyum ke arahku.
“Tubuhmu bener-bener membuatku horny sayang… betapa beruntungnya aku bisa menikahimu… “
“Ahh.. kamu bisa aja mas… pasti kamu mau minta jatah ya…?”
“Hehe.. hehe…”
“Ntar ya… abis adek maen ama kontol gedhe punya mas Roy dulu…” jawabnya genit.
“Tapi khan kamu baru aja nyepongin dia dek…”
“Ya gapapa khan?” “Beri aku sedikit aja kesempatan buat ngerasain jepitan memek kamu duluan dek…” ibaku pada Putri “Biarin aja Roy sebentar buat mengistirahatkan tititnya dulu…”
“Hahaha….” mendadak istriku tertawa geli.
“Kontol Roy ga seperti kontolmu mas…” “……”
“Walau kontolnya baru aja ngeluarin pejuh di mulut adeh… Kontol itu masih bisa bangun, nyodok, dan muasin adek, tak peduli berapa kalipun kontol itu ngeluarin pejuhnya …” “…..” Mendengar perkataan vulgarnya, aku tak mampu menjawab sepatah katapun.
Aku hanya bisa duduk di tepi tempat tidur dan melihat istri tercintaku berias cantik mungkin guna memuaskan selingkuhannya ketika mereka bersetubuh beberapa saat lagi.
“Mas… bisa tolongin adek?” pinta istriku dengan manja, setelah ia selesai berias diri.
“Minta tolong apa dek?” tanyaku dengan nada datar.
“Minta panggilin mas Roy kesini… adek udah siap untuk ngentot dengannya” balas istriku dengan senyum manjanya. “memek adek udah gatal… pengen disiram pejuh panasnya…” tambahnya lagi Dengan perasaan dongkol, dendam dan marah, akhirnya, aku keluar dari kamar Putri dan menuju ke kamar tamu.
Kupanggil nama selingkuhan istriku dan kuketuk pintu kamarnya perlahan.
“Ada apa mas…?” tanya Roy sambil membuka pintu.
Lagi-lagi, ketika Roy membuka pintu kamar tidurnya, aku melihat hal yang paling membuatku iri padanya. Roy dan batang panjangnya. Seolah dengan sengaja, ia membuka pintu kamar tidurnya dengan tak mengenakan selembar pakaianpun. Sehingga siapapun yang berada di hadapannya, bakal melihat ketelanjangan dan batang panjang yang menggelantung di antara selangkangannya.
“Dipanggil istriku tuh…” jawabku ketus.
Dengan langkah santai, dan nekad, Roy yang masih dalam kondisi bugil, langsung bergegas ke kamar tidur Putri. Dan aku? Menggantikan posisi Roy, tidur di kamar tamu yang ada di sebelah kamar tidur Putri. Di Samping kamar tidur seharusnya aku dan istriku gunakan untuk bersetubuh.
Aku pikir, karena sekarang istriku dan selingkuhannya berada di rumah orang tuanya, mereka bakal melakukan persetubuhan dengan tenang. Namun sekali lagi, aku salah. Mereka tanpa malu-malu mendesah, melenguh, dan berteriak dengan lantang.
Mereka seolah tak ada rasa sungkan jika suara nafsu mereka terdengar hingga keluar kamar. Suara tepukan pantat dan paha yang bertumbukan, suara kecipakan lendir kenikmatan mereka, suara ringkikan spring bed tempat bersetubuh mereka, hingga suara jeritan mereka ketika sama-sama orgasme.
Tak henti-hentinya mereka berteriak, berteriak, dan berteriak sepanjang malam. Untungnya, Putri sama sekali tak menyebut nama Roy ketika ia mendapatkan semua orgasme-orgasmenya.
Pagi harinya, kedua orang tua Putri merasa sangat kesal padaku. Sepertinya mereka malam itu tak mendapatkan tidurnya dengan nyenyak. Karena hal itu terlihat dari lingkaran hitam yang muncul pada kedua mata mereka.
“Surya, kamu sama sekali tak menghargai keberadaan kami disini….” Ucap Papa Putri padaku.
“Iya nak… Mama merasa seperti di hutan rimba mendengar Putri berteriak-teriak kesetanan seperti itu…” tambah ibu Putri lagi.
“Walau kalian sudah menikah, bukan berarti kalian bisa melakukan percintaan itu secara brutal seperti semalam…”
“Iya pak…maaf…” jawabku sambil mengangguk-angguk pasrah.
Aku tak mungkin memberitahukan ke mereka jika semalam bukan aku yang menyetubuhi putri kesayangan mereka, melainkan selingkuhannya, Roy. Jadi aku hanya bisa berkata “maaf… maaf dan maaf…” “Mah… sepertinya kamu juga harus menasehati Putri deh… engga sepatutnya dia berisik seperti itu…” ucap Papa Putri mengakhiri perbincangan kami. *** Liburan ini tak seperti yang aku bayangkan.
Walau untuk sejenak aku bisa melepaskan penat akan pekerjaan di kantor, tapi stress karena mendengar suara dan teriakan brutal istriku semalam, masih sangat terngiang-ngiang di telinga. Teriakan pendakian ke puncak kenikmatan yang bakal sulit aku lupakan.
Sampai setelah aku pikir semua telah normal seperti sediakalanya. Mama Putri memanggilku secara pribadi.
“Nak… Mama mau ngobrol penting ama kamu…. Ikut Mama sebentar….”
“Ada apa lagi ini…?” tanyaku dalam hati.
Mama Putri mengajakku kekamar tidur Putri yang mana saat itu, kamar tidur tersebut telah kosong dan rapi kembali.
“Nak… Mama tahu… apa yang telah terjadi dengan rumah tangga kalian selama ini…” kata Mama Putri, membuka percakapan. “Dan Mama juga tahu… siapa yang semalam membuat Putri berteriak menggelijang seperti itu… Mama tahu siapa yang menyetubuhi putri kesayangan Mama… “
“Ja… Jadi… ma…”
“Sekarang…. Buka celanamu… Mama pengen tahu… apa yang menyebabkan putri Mama lebih memilih titit orang lain untuk bisa memuaskan memeknya….”
“Tapi mah… saya tid”
“Cepet lakukan… atau Mama harus panggil Papanya Putri dan memberitahukan dia jika yang menyetubuhi putrinya semalam adalah Roy?” Merasa begitu terdesak, akhirnya kuturunkan celana pendekku dan membiarkan ibu mertuaku melihat batang penisku yang menggelantung lemas.
“Boleh Mama sentuh?”
“Maksud Mama…?” Tanpa menunggu jawabanku, Mama Putri langsung mendekat ke arah posisiku berdiri.
Berjongkok di depan selangkanganku, lalu menatapku tajam. Aku yang masih sedikit bingung dengan maksud ibu mertuaku ini, hanya bisa mengangguk lemah. Disentuhnya ujung penisku dengan jemari lentik Mama Putri. Diangkatnya kepala penisku dan diamatinya dengan seksama. Perlahan jemari itu berpindah, dari kepala ke batang penisku, lalu mulai mengurutnya perlahan.
“Mah… Aaa…. Aapa yang ibu lakukan…?” tanyaku dengan nada bingung.
“Enak….?” Tak menjawab pertanyaanku, Mama Putri malah semakin mempercepat gerakan jemari tangannya.
Karena mendapat perlakuan yang tak pernah aku bayangkan selama ini dari ibu mertuaku, mau tak mau batang penisku yang semula menggelantung lemas, perlahan mulai mengeras dan mengacung ke atas.
Dan seolah ingin segera membuat batang penisku untuk ereksi sepenuhnya, Mama Putri tiba-tiba mendekatkan kepalanya ke arah selangkanganku dan mulai mengecup ujung kepala penisku.
“Maaa…. “ Dijulurkanya lidah berwarna merah dengan air liur yang sudah membasah itu ke arah kepala penisku.
Dengan tanpa malu-malu, Mama Putri segera menjilat, mengulum dan menghisap penis kecilku. Sedotan mulut Mama Putri benar-benar hebat, tak heran jika putrinya, Putri pun memiliki keahlian sepertinya.
“Aku keluar maahh….” Ujarku pasrah sambil memegang kepala ibu mertuaku itu. Empat semburan sperma panasku langsung muncrat ke dalam mulut Mama Putri, dan dengan sigap, mulut Mama Putri itupun langsung menelan semua sperma yang ada di dalam mulutnya. Mendadak, lututku terasa begitu lemas.
Kepalaku menjadi berat, dan mataku berkunang-kunang. Lalu, entah kenapa. Tiba-tiba aku jatuh terduduk di depan ibu mertuaku itu. “Hahaha….” Mama Putri tertawa terbahak-bahak.
“Payah sekali dirimu Surya …” Aku yang sepertinya kehabisan tenaga, tak mampu menjawab kalimat Mama Putri itu.
Hanya bisa diam sambil mengatur nafas.
“Ga heran kalo putri Mama memilih orang lain guna memuaskan nafsunya…” ujar Mama Putri pelan.
“Kok titit kamu bisa sekecil itu sih Surya…? Titit Papa Putri ketika lemas aja tak sekecil tititmu ketika ereksi…” tambah Mama Putri sambil menggoyang-goyangkan batang penisku yang sudah mengecil lemas.
“….” Lagi-lagi, mendengar ucapan Mama Putri, aku hanya bisa terdiam. Mama Putri mendekat ke arahku duduk.
“Dan yang lebih parah, ejakulasimu cepat sekali…” kata Mama Surya sambil menatap wajahku dengan pandangan iba.
“Jadi bukan salah Putri khan mah? Kalo pada akhirnya Putri selalu memilih mas Roy buat muasin nafsu birahi Putri…?” Sebuah suara yang sangat aku kenal mendadak terdengar dari arah pintu.
Istriku dengan piyama tidurnya, tiba-tiba muncul di tengah pembicaraan kami.
“Putri sih sebenarnya enggak masalah dengan ukuran kontol mas Surya yang kecil itu… “jelas istriku.
“Yang Putri permasalahkan adalah… dengan ukuran kontol seperti itu… mas Surya kok ya masih sempat-sempatnya kepikiran untuk selingkuh bersama wanita lain… terlebih, wanita yang mas Surya ajak tidur, lebih dari satu orang…”
“Udah enak, dapet istri yang pengertian… eeeehhh… kok ya dia masih aja selingkuh…. Jadi bukan salah Putri khan mah kalo……. Sini sayang…” Pinta Putri sambil mangajak masuk, seseorang yang sedari tadi berada di luar kamar tidurnya
“Bukan salah Putri khan mah… kalo kontol besar dan panjang ini yang harus memuaskan nafsu birahi Putri…” Ujar istriku tenang sambil menggandeng dan sesekali mengoocok-kocok benda yang menggelantung panjang di antara selangkangan Roy bak tangan yang bisa diajak kemana-mana.
“Bukan Putri… sama sekali bukan salahmu… justru seharusnya kamu beruntung mendapat lelaki dengan batang titit seperti dia“ ujar Mama Putri tenang sambil tersenyum ke arah Roy. Sekejap pandanganku menjadi gelap mendengar hal itu. -Selesai | Kumpulan Cerita Panas